Sampah merupakan masalah
klasik cenderung mainstream
yang terus – menerus menjadi pembicaraan berbagai kalangan mulai dari
guru SD , ketua RT , walikota
, Presiden , pakar lingkungan , bahkan
UNEP
( organisasi internasional
yang bergerak bidang
lingkungan hidup ) sekalipun
masih terus – menerus membicarakan masalah ini . Bisa dibilang
tidak “out of the box” dan hanya
ikut – ikutan belaka jika kita
membicarakan masalah ini . Tapi tidak bisa dipungkiri
ini merupakan masalah mendasar bagi kita .
Menurut data dari
studi
kasus yang dilakukan oleh Bank
Dunia , Amerika
Serikat menduduki peringkat 1 sebagai
penghasil sampah terbesar
di dunia
, kemudian disusul oleh Turki dan
Jepang. Faktanya , negara
berkembang selalu dituding
sebagai pemeran utama penghasil sampah terbesar dibandingkan negara maju
. Entah gaya hidup
dari orang – orang di negara
berkembang itu yang
salah
ataukah ketidaktahuan mereka akan
cara mengelola sampah ?
Memang terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pola pikir antara negara
maju dan negara berkembang . Disaat negara maju berlomba – lomba untuk menciptakan
alat yang dapat meminimalisir
sampah , negara
kita malah berlomba
– lomba mengeksplorasi dan mengeksploitasi
lahan untuk dijadikan TPA . Ironis
, tapi inilah kenyataannya .
Di Indonesia contohnya
, pemerintah bingung untuk melakukan
perluasan lahan TPA
karena sudah terlalu banyak lahan yang
dijadikan TPA . Mau sampai
kapan kita begini ?
Apakah harus rumah warga
digusur hanya untuk menjadikan
tempat trsebut menjadi
TPA ? Inti dari permasalahan ini hanyalah
kesadaran . Jika kesadaran diri masing
– masing individu telah terbangun , pastinya
program 4R ( Reduce
,
Reuse , Recycle , and Recovery
) akan berjalan lancar.
Contoh nyata
dikehidupan sehari-hari SD Monututu,
Malut menjadi tempat sampah domestik
bagi penghuninya. Bahkan haltenya pun tak
luput dari sampah – sampah tersebut.
Herannya, Tong sampah yang
tersedia di area
tersebut malah terkesan kosong – melompong. Ini adalah
contoh nyata dari kurangnya kesadaran masyarakat.
Tingkat kemalasan
masyarakat Indonesia yang tinggi
juga memiliki andil dalam
menumpuknya sampah di sembarang tempat. Kebanyakan orang Indonesia
lebih memilih membuang sampah di sembarang tempat daripada
menyimpannya sementara di saku
hingga menemukan tong sampah. Sudah menjadi rahasia umum jika sampah
berdampak pada kesehatan seperti (disentri,kolera,ISPA,dan penyakit kulit) dan
degradasi lingkungan (banjir, pencemaran air tanah, dan perusakan flora dan fauna )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar